Material Stainless Steel Adalah
Sejarah Perkembangan Stainless Steel
Sejarah stainless bermula sejak awal kemunculannya, dimana terdapat beberapa besi yang bersifat tahan korosi pertama yang ditemukan dari artefak-artefak yang telah bertahan selama ribuan tahun sejak zaman purbakala. Pada artefak tersebut tidak mengandung kromium. Namun, yang menjadikan artefak logam tersebut tahan korosi yaitu ditemukannya sejumlah fosfor pada kandungannya.
Sedangkan paduan dari besi-kromium ditemukan pertama kali dalam sejarah stainless steel menjadi material anti karat oleh Pierre Berthier di tahun 1821. Lalu, material ini diaplikasikan ke dalam alat pemotong, berupa pisau. Hans Goldschmidt yang berasal dari Jerman, tepatnya di akhir tahun 1890-an akhirnya mengembangkan aluminotermik yang digunakan untuk proses produksi krom tanpa karbon.
Leon Guillet akhirnya di tahun 1904-1911 sukses membuat material paduan di beberapa penelitiannya dan sekarang dinamakan sebagai material stainless steel. Namun, masih memiliki beberapa kelemahan. Kemudian pada tahun 1912 oleh Hanry Brearley, material tipe stainless steel ini mengecek korosi pada senapan.
Berdasarkan sejarah stainless steel, Brearley akhirnya melakukan pengujian dengan menambahkan kandungan kromium pada baja. Menurut hasil percobaan tersebut, ia telah menambahkan kromium mulai dari 12%-14%. Dengan demikian, baja akhirnya bisa tahan korosi. Dari sinilah sejarah stainless steel dimulai.
Setelah itu, Brearley melihat adanya kemungkinan bahan tersebut dapat dipasarkan menjadi bahan baku peralatan dapur. Akhirnya ia menamai stainless steel. Sedangkan berdasarkan sejarah Stainless steel, material ini diproduksi pertama kali pada Agustus 1913 tepatnya di laboratorium Brown Firth.
Precipitation-Hardened (PH) Stainless Steel
Precipitation-hardened (PH) Stainless Steel adalah tipe stainless steel lainnya. Sesuai namanya, PH Stainless Steel adalah stainless steel yang dikeraskan dan mengandung sejumlah aluminum, tembaga, molybdenum dan titanium.
Sesudah stainless steel dicampur, tipe stainless steel ini biasanya dikenai perlakuan pengerasan untuk mengendapkan semua elemen tersebut sebagai elemen intermetalik keras.
Fase endapan menghambat pergerakan dislokasi, cacat pada struktur kisi kristal dan memberikan kekerasan serta kekuatan yang sangat baik pada stainless steel. Jenis stainless steel ini mempunyai ketahanan korosi yang sebanding dengan stainless steel austenitic.
Jenis Grade Stainless Steel
Berikut beberapa jenis grade pada tipe stainless steel di bawah ini :
Beragam Produk Powertec Bahan Stainless Steel di Megajaya
Setelah memahami macam-macam stainless steel dan mengenal gradenya, kini Anda bisa mengetahui perbedaan tingkat kekuatan masing-masing tipe stainless steel tersebut. Untuk mendapatkan bahan stainless steel terlengkap, Anda bisa mengunjungi Megajaya.co.id. Ada berbagai macam produk berbahan stainless steel di Megajaya, seperti rantai ss, wire rope ss, turnbuckle ss, shackle ss, hingga wire rope clip ss. Cek Sekarang juga di www.megajaya.co.id!
Stainless steel merupakan baja tahan karat dan tahan terharap pengaruh oksidasi karena mempunyai lapisan oksida yang stabil pada permukaannya, daya tahan stainless steel lebih kuat dibandingkan besi atau baja biasa.
Stainless Steel mengandung perpaduan dari beberapa komposisi kandungan material berupa kromium, nikel, karbon, maupun besi yang berbeda-beda. Dari perpaduan material tersebut didapatkan jenis stainless steel baru dengan sifat dan karakteristik yang berbeda. Untuk itu berikut tabel beberapa jenis dan fitur material pada stainless steel.
Berisi sekitar 18% kromium dan sekitar 12% nikel
Mengandung sekitar 18% kromium dan sekitar 13% nikel
Berisi sekitar 18% kromium dan sekitar 8% nikel
Mengandung sekitar 18% kromium (bukan nikel)
Mengandung sekitar 13% kromium (bukan nikel)
Mengandung sekitar 21% kromium (bukan nikel)
Lebih baik dari SUS304
Lebih baik dari jenis stainless steel lainnya
lebih rendah dari SUS304
lebih rendah dari SUS304
Sekitar 1/3 dari besi
Sekitar 1/3 dari besi
Sekitar 1/3 dari besi
Sekitar 1/2 dari besi
Sekitar 1/2 dari besi
Lebih baik dari jenis stainless steel lainnya
Magnet tidak menempel, tetapi terdapat bagian yang dikerjakan melalui proses cold working (dibengkokkan, penyempitan, dan lainnya.) berpotensi memunculkan daya magnet.
Magnet tidak menempel, tetapi terdapat bagian yang dikerjakan melalui proses cold working (dibengkokkan, penyempitan, dan lainnya.) berpotensi memunculkan daya magnet.
Magnet tidak menempel, tetapi terdapat bagian yang dikerjakan melalui proses cold working (dibengkokkan, penyempitan, dan lainnya.) berpotensi memunculkan daya magnet.
Baja tahan karat 21-0 adalah baja tahan karat yang dikembangkan sebagai alternatif dari baja tahan karat 18-8 (SUS304), yang harganya terus meningkat.Bahannya keras dan tahan lama sekaligus memiliki ketahanan korosi yang sama. Karena tidak ditambahkan nikel dan molibdenum, maka hal ini tidak akan terpengaruh oleh kenaikan harga. Baja pengganti yang sesuai dengan ini digambarkan sebagai baja tahan karat 21-0.
Itulah berbedaan dari jenis stainless steel yang memiliki berbagai karakteristik berbeda-beda. Namun, satu keunggulan yang dimiliki semua jenis stainless steel yaitu tahan karat atau tahan terhadap pengaruh oksidasi.
Material Stainless steel merupakan suatu material utama dalam pembuatan berbagai product-product yang menginginkan daya tahan jauh lebih kuat di bandingkan dengan besi maupun baja biasa. Bahan stainless steel yang asli bukan besi dari perpaduan besi chroom dan anti karat. Untuk membedakan nya juga cukup mudah, karena produk stainless steel yang asli tidak memiliki suatu medan magnet (anti magnet). Hal itu dapat di buktikan dengan mendekatkan sebuah magnet kepada sisi-sisi produk tersebut, jika magnet tersebut tidak menenmpel pada produk, maka bisa di pastikan jika itu adalah murni stainless steel.
Maka dari itu, kita sebagai konsumen cerdas jangan sampai mudah tertipu oleh mengkilapnya produk-produk yang di produksi oleh besi chroome yang oleh sebgaian penjualnya dikatakan produk stainless stell. Dan mengapa stainless steel atau baja tahan karat, dan mengapa stainless steel tahan karat? Karena jenis baja ini tahan terhadap pengaruh oksigen dan memiliki lapisan oksida yang stabil pada permukaan baja, stainless steel bisa bertahan dari pengaruh oksidasi karena mengandung unsur Chromium lebih dari 10,5%, unsur Chromium ini yang merupakan pelindung utama baja dalam stainless steel terhadap gejala-gejala yang di sebabkan kondisi lingkungan. Stainless steel di bagi dalam beberapa kelompok utama sesuai dengan jenis dan persetase material sebagai bahan pembuatannya. Berikut pengelompokn stainless steel antara lain sebagai berikut :
Martensitic memiliki kandungan chroom sebanyak 12% sampai maksimal 14% dan Carbon pada kisaran 0,08-2,0%. Pada kelompok atau klasifikasi martensic di bagi dalam beberaoa type, antara lain adalah:
Memliki kandungan chrome sebanyak 13% dan 0,15% carbon, jenis yang paling banyak di gunakan pada pengerjaan dingin.
Memiliki kandungan yang sama dengan type 410, namun ada penambahan unsur shulpur.
Mengandung 175 chrome, 2,5% nikel dan 0,15% maksimum carbon.
Ferritic memliki kandungan chrome sebanyak 17% dan carbon antara 0,08%-0,2%. Memiliki sifat ketahanan sosial korosi yang meningkat pada suhu tinggi. Namun sulit di lakukan perlakuan panas kepada kelompok stainless steel ini sehingga penggunaan menjadi terbatas, baja tahan karat kelompok ini bersifat magnetis. Pengelompokannya juga hanya Type 430, yaitu memiliki kandungan chrome sebanyak 17%, dan kandungan baja yang rendah. Tahan sampai temperature/suhu 800%, biasanya di buat dalam bentuk strip.
Austenitic memiliki kandungan chrome kisaran 17-25% dan Nikel pada kisaran 8-20% dan beberapa unsur/elemen tambahan dalam upaya mencapai sifat yang di inginkan. Berikut kelompok dan klasifikasi austenitic di bagi dalam beberapa type, yaitu:
Type ini dibuat dengan bahan dan pertimbangan ekonomis, sanagat baik untuk lingkungan tercemar dan di air taawar namun tidak di anjurkan pemakainnya yang berhubungan langsung dengan air laut.
Merupakan variasi dari type 304 namun dengan penambahan Titanium dan Carbon secara proporsional. Lumayan baik untuk pengerjaan suhu tinggi.
Mirip dengan type 321 dengan penambahan Niobum (bukan Titanium)
Pada type ini ada penambahan unsur Molibdenum 2-3% sehingga memberikan perlindungan terhadap korosi, baik di gunakan pada peralatan yang berhubungan dengan air laut. Penambahan Nikel sebesar 12% tetap mempertahankan struktur austenitic.
Mirip dengan type 316, namun ada penmabhan lebih pada unsur/elemen Molybdenum sebesar 3-4%, memberikan peningkatan ketika berhubungan langsung dengan air laut pada suhu/temperatur dingin.
Memiliki kandungan Carbon rendah (316L0 di batasi antara 0,03-0,035%, hal ini akan menyebabkan pengurangan kekuatan tarik.
Merupakan kelompok terbaru yang memiliki keseimbangan Chromium, Nikel, Molibdenum dan Nitrogen pada campuran yang sama antara kelompok austenite dan kelompok ferit. Hasilnya adalah sebuah kekuatan yang tinggi, sangat tahan terhadap korosi. Di rekomendasikan pada suhu -50°C sampai dengan +300°C. Beberapa type nya antara lain:
Ini merupakan kelas duplex type yang paling banyak di gunaka. Komposisinya adalah: 0.03% maksimum Carbon, 22% Chrome, 5.5% Nikel dan 0.15% Nitrogen.
Type duplex yang rendah menurut sifat mirip dengan type 316, tapi dua kali lipat kekuatan tariknya. Kompisinya yaitu 0.03% carbon, 23% Chrome, 4% Nikel dan 0,1% adalah Nitrogen.
Ini merupakan type super untuk kelompol duplex, ketahanan terhadap korosi yang meningkat. Komposisi dari type ini yaitu 0.03% maksimum Carbon, 25% Chrome, 7% Nikel, 4% Molibdenum dan 0.028% Nitrogen.
Sumber : www.abi-blog.com
Mengenal Tipe-Tipe Stainless Steel merupakan hal yang menarik untuk dipelajari. Stainless steel merupakan suatu paduan baja dengan kandungan setidaknya 10,5% Cr (kromium). Material tipe stainless steel ini memiliki daya tahan terhadap oksidasi tinggi di dalam udara dan suhu lingkungan. Hal ini berkat adanya tambahan dari 13% Chrom. Stainless steel termasuk bahan yang ramah lingkungan sebab usia penggunaannya bisa dikatakan sangat lama.
Ferritic and Martensitic Chromium Alloys (Grade 400 series)
Tipe grade 409 merupakan jenis stainless steel ferritic yang telah distabilkan dengan niobium dan atau titanium. Termasuk tipe stainless steel yang mempunyai sifat mekanik baik dengtan ketahanan korosi yang bisa bertahan pada temperatur tinggi. Mempunyai kemampuan bentuk dan pengelasan yang baik.
Grade 409 dapat dilas melalui berbagai macam metode, seperti resistance spot, seam welding, dan arc. Akan tetapi, pengelasan grade 409 membutuhkan pemanasan awal dari 150 sampai 2600C. Tidak cocok digunakan untuk aplikasi estetika sebab cenderung membentuk permukaan berkarat yang ringan.
Tipe stainless steel grade 410 ialah tipe stainless steel martensit yang serbaguna dengan kandungan kromium 11,5%. Biasanya diperlakukan dengan panas untuk mencapai tingkat kekerasan optimal, ketahanan panas dan korosi maksimum. Namun, grade ini memberikan ketahanan korosi lebih baik sedikit dibandingkan stainless steel grade 430.
Grade 420 merupakan stainless steel martensit yang mengandung kadar karbon tinggi. Kekuatannya meningkat signifikan sampai 1000 Mpa ketika mengeras dan menghilangkan tegangan. Memiliki ketahanan korosi yang lebih rendah dari stainless steel austenitic dan feritik.
Namun cukup untuk menahan alkali, asam ringan, produk makanan, air tawar dan kondisi atmosfer yang normal. Mempunyai tingkat keuletan baik dalam kondisi anil, namun mempunyai ketahanan korosi buruk, sebab dipakai dalam kondisi yang mengeras sepenuhnya.
Grade 430 merupakan macam stainless steel ferritic yang terdiri atas besi dan krom, konsentrasi nikel, karbon, dan elemen paduan yang sangat rendah. Hal ini menjadikan grade 430 lebih terjangkau. Mempunyai tingkat ketahanan korosi dan panas yang baik yang bisa menangani asam nitrat dan asam organic.
Mempunyai ketahanan retak korosi tegangan yang sangat baik. Selain itu, tipe stainless steel grade 430 mempunyai kemampuan bentuk baik dan tingkat pengerasan kerja rendah. Tapi tingkat keuletannya rendah.
Grade 434 merupakan tipe stainless steel ferritic non hardenable paling umum, mempunyai kandungan molybdenum tinggi untuk meningkatkan ketahanan panas dan korosinya. Memiliki performa yang mendekati grade 430.
Tipe Stainless Steel grade 440 merupakan macam stainless steel martensit karbon tinggi. Mempunyai tingkat kekerasan yang tinggi, dengan ketahanan aus dan kekuatan yang meningkat signifikan sesudah mendapat perlakuan panas. Tetapi tidak disarankan untuk menggunakannya pada suhu tinggi sebab beresiko mengalami over tempering.
Mengapa Membeli di PT Mitra Jaya Makmur Abadi?
PT Mitra Jaya Makmur Abadi adalah penyedia sistem perpipaan yang terpercaya dan berpengalaman lebih dari 20 tahun dalam industri produk logam. Berikut adalah beberapa alasan mengapa Anda harus membeli pipa stainless steel dari kami:
Dengan berbagai keunggulan dan layanan terbaik, PT Mitra Jaya Makmur Abadi adalah pilihan tepat untuk memenuhi kebutuhan pipa stainless steel Anda. Hubungi Kami untuk detail produk yang Anda butuhkan kepada kami dan temukan produk pipa dan perlengkapanya yang berkualitas yang Anda butuhkan untuk proyek Anda.
Selain pipa ini kami pun menawarkan produk pipa besi / baja lainnya selengkapnya Anda dapat mengunjungi katalog kami pada halaman produk.
Stainless steel that has both austenitic and ferritic phases
Duplex stainless steels[1][2][3][4][5] are a family of stainless steels. These are called duplex (or austenitic-ferritic) grades because their metallurgical structure consists of two phases, austenite (face-centered cubic lattice) and ferrite (body centered cubic lattice) in roughly equal proportions. They are designed to provide better corrosion resistance, particularly chloride stress corrosion and chloride pitting corrosion, and higher strength than standard austenitic stainless steels such as type A2/304 or A4/316. The main differences in composition, when compared with an austenitic stainless steel is that the duplex steels have a higher chromium content, 20–28%; higher molybdenum, up to 5%; lower nickel, up to 9% and 0.05–0.50% nitrogen. Both the low nickel content and the high strength (enabling thinner sections to be used) give significant cost benefits. They are therefore used extensively in the offshore oil and gas industry for pipework systems, manifolds, risers, etc. and in the petrochemical industry in the form of pipelines and pressure vessels. In addition to the improved corrosion resistance compared with the 300 series duplex stainless steels also have higher strength. For example, a Type 304 stainless steel has a 0.2% proof strength in the region of 280 MPa (41 ksi), a 22%Cr duplex stainless steel a minimum 0.2% proof strength of some 450 MPa (65 ksi) and a superduplex grade a minimum of 550 MPa (80 ksi).[6]
Duplex Stainless Steel
Duplex Stainless Steel adalah jenis yang biasanya terbuat dari campuran austenitic dan ferritic. Tipe stainless steel ini dapat ditarik oleh magnet, bisa dibentuk dengan mudah, dan tidak mudah korosif.
Biasanya material ini dipakai untuk dijadikan material alat transportasi dan bahan kimia. Selain itu, ada 2 jenis duplex, diantaranya super duplex and duplex biasa.
Mechanical properties
Mechanical properties from European Standard EN 10088-3 (2014)[9] (for product thickness below 160 mm):
*for thickness ≤ 5 mm (0.20 in)
The minimum yield stress values are about twice as high as those of austenitic stainless steels.
Duplex grades are therefore attractive when mechanical properties at room temperature are important because they allow thinner sections.
map of 128 hrs age hardened duplex stainless steel with the ferrite phase forming the matrix and austenite grains sporadically spread. The ferrite phase volume fraction is 58%.
EBSD map with austenite grains excluded (white). The scale bar is 500 μm. Colours denote the crystal orientation and are taken from the inverse
at the lower right corner.
EBSD map with austenite grains excluded (white). The scale bar is 500 μm. Colours denote the crystal orientation and are taken from the inverse pole figure at the lower right corner. Duplex stainless is widely used in the industry because it possesses excellent oxidation resistance but can have limited toughness due to its large ferritic grain size, and they have hardened, and embrittlement tendencies at temperatures ranging from 280 to 500 °C, especially at 475 °C, where spinodal decomposition of the supersaturated solid ferrite solution into Fe-rich nanophase ( a ´ {\displaystyle {\acute {a}}} ) and Cr-rich nanophase ( a ´ ´ {\displaystyle {\acute {a}}{\acute {}}} ), accompanied by G-phase precipitation, occurs,[13][14][15] which makes the ferrite phase a preferential initiation site for micro-cracks.[16]
Duplex stainless steel grades must be cooled as quickly as possible to room temperature after hot forming to avoid the precipitation of intermetallic phases (Sigma phase in particular) which drastically reduce the impact resistance at room temperature as well as the corrosion resistance.[17]
Alloying elements Cr, Mo, W, Si increase the stability and the formation of intermetallic phases. Therefore, super duplex grades have a higher hot working temperature range and require faster cooling rates than the lean duplex grades.
Keunggulan Pipa Stainless Steel
Pipa Stainless Steel memiliki banyak keunggulan, hal ini menyebabkan material ini sangat cocok digunakan / diaplikasikan pada proyek dibidang kontruksi maupun industri. Apa saja keunggulannya berikut yang telah kami rangkum dalam beberapa sumber :
Austenitic Chromium-Nickel-Manganese Alloys (Grade 200 Series)
Austenitic Chromium-Nickel-Manganese Alloys terdiri dari tipe stainless steel grade 201 dan 202 :
Macam stainless steel grade 201 adalah stainless steel austenitic dengan kandungan nikel sekitar 3,5%-5,5% dan kromium 16-18%. Tipe stainless steel ini merupakan pengganti stainless steel grade 304 dan paduan nikel tinggi. Mengingat kandungan paduan nikelnya lebih rendah, maka stainless steel ini memberikan perlindungan korosi di bawah rata-rata.
Namun, harganya lebih terjangkau dibandingkan harga stainless steel lainnya dan memiliki konsentrasi nitrogen dan mangan yang bisa ditingkatkan untuk meningkatkan kekuatan luluhnya. Fleksibilitas stainless steel 201 disebabkan oleh kemampuan las dan bentuknya yang baik.
Tipe stainless steel grade 202 merupakan macam stainless steel dengan kandungan mangan 7,5-10%, kromium 17-19% dan nikel 4-6%. Merupakan precipitation-hardened (PH) stainless steel yang banyak digunakan. Mempunyai tingkat kekerasan tinggi, kekuatan, kemampuan las dan ketangguhan.
Tipe stainless steel ini hampir mempunyai sifat yang sama seperti stainless steel grade 302, namun grade 202 mempunyai kekuatan luluh lebih baik. Stainless steel grade 202 bisa dikerjakan dalam kondisi anil. Sama halnya dengan grade 201, grade 202 cenderung hemat biaya.